Jepara, NU Online
Ada yang menarik dari halalbihalal yang digelar Smart Institute Jepara pada Senin (06/10) lalu. Silaturrahim penulis yang dipusatkan di griya Smart Institute, Jalan Kauman II Nomor 45 itu, berjalan dengan lancar dan sukses.
Direktur Smart Institute, Syaiful Mustaqim, menyatakan pertemuan yang digelar, masih dalam suasana Idul Fitri itu merupakan agenda pemetaan kerja pasca-Lebaran.
"18 Oktober mendatang Smart Institute secara kontinyu akan menggembleng siswa MA atau sederajat untuk menjadi calon tutor jurnalistik andal," kata Mustaqim.
Mustaqim menambahkan, penggemblengan tutor jurnalistik itu merupakan permintaan berbagai madrasah dan sekolah yang berada di Jepara. Sedangkan kondisi tutor jurnalistik andal masih sangat sedikit. Kalau pun ada, harus impor dari daerah lain.
"Inilah momentum yang pas untuk menggembleng siswa madrasah, sehingga saat ada permintaan fasilitator jurnalistik tidak susah-susah mengundang pembicara dari daerah lain," jelas pembina ekstra Jurnalistik MA Walisongo dan pegiat IPNU itu.
Di kesempatan lain, konsultan Smart Institute, M. Saifuddin Alia juga angkat bicara. Menurutnya, Smart Institute merupakan wadah bagi siswa madrasah yang ingin mendalami ilmu jurnalistik secara intens.
"Saya berharap Smart Institute menjadi kiblat siswa yang akan belajar jurnalistik secara intens," tutur mantan aktivis PMII dan IPNU Jateng itu.
Lebih lanjut, ia menambahkan blog smart yang bisa diakses di http://smartjepara.blogspot.com merupakan wadah untuk belajar menulis. Selain itu, tidak menutup kemungkinan penulis daerah lain untuk berpartisipasi di blog yang baru diluncurkan pada Juni lalu.
6 Oktober bertepatan dengan 6 Syawal, Dewandaru Jepara Society resmi dinobatkan sebagai Komunitas Penulis Jepara. M. Abdullah Badri menyatakan keberadaan Komuntias Penulis di Jepara saat ini sangat dibutuhkan. Ia menilai, kondisi penulis di Jepara sendiri sedang kritis.
Hal senada juga disampaikan Awaludin Marwan yang mengaku prihatin. Ia menyontohkan keberadaan komunitas penulis di daerah lain sudah mengalami perkembangan pesat, misal, di Pati, Kudus, Batang, Solo, Yogyakarta, dan sebagainya.
"Semoga Dewandaru Jepara Society, sebagai Komunitas Penulis Jepara layak diperhitungkan di kancah regional dan nasional," harapnya kepada kontributor NU Online. (ful)
[Warta, NU Online, 09 Oktober 2008]
Ada yang menarik dari halalbihalal yang digelar Smart Institute Jepara pada Senin (06/10) lalu. Silaturrahim penulis yang dipusatkan di griya Smart Institute, Jalan Kauman II Nomor 45 itu, berjalan dengan lancar dan sukses.
Direktur Smart Institute, Syaiful Mustaqim, menyatakan pertemuan yang digelar, masih dalam suasana Idul Fitri itu merupakan agenda pemetaan kerja pasca-Lebaran.
"18 Oktober mendatang Smart Institute secara kontinyu akan menggembleng siswa MA atau sederajat untuk menjadi calon tutor jurnalistik andal," kata Mustaqim.
Mustaqim menambahkan, penggemblengan tutor jurnalistik itu merupakan permintaan berbagai madrasah dan sekolah yang berada di Jepara. Sedangkan kondisi tutor jurnalistik andal masih sangat sedikit. Kalau pun ada, harus impor dari daerah lain.
"Inilah momentum yang pas untuk menggembleng siswa madrasah, sehingga saat ada permintaan fasilitator jurnalistik tidak susah-susah mengundang pembicara dari daerah lain," jelas pembina ekstra Jurnalistik MA Walisongo dan pegiat IPNU itu.
Di kesempatan lain, konsultan Smart Institute, M. Saifuddin Alia juga angkat bicara. Menurutnya, Smart Institute merupakan wadah bagi siswa madrasah yang ingin mendalami ilmu jurnalistik secara intens.
"Saya berharap Smart Institute menjadi kiblat siswa yang akan belajar jurnalistik secara intens," tutur mantan aktivis PMII dan IPNU Jateng itu.
Lebih lanjut, ia menambahkan blog smart yang bisa diakses di http://smartjepara.blogspot.com merupakan wadah untuk belajar menulis. Selain itu, tidak menutup kemungkinan penulis daerah lain untuk berpartisipasi di blog yang baru diluncurkan pada Juni lalu.
6 Oktober bertepatan dengan 6 Syawal, Dewandaru Jepara Society resmi dinobatkan sebagai Komunitas Penulis Jepara. M. Abdullah Badri menyatakan keberadaan Komuntias Penulis di Jepara saat ini sangat dibutuhkan. Ia menilai, kondisi penulis di Jepara sendiri sedang kritis.
Hal senada juga disampaikan Awaludin Marwan yang mengaku prihatin. Ia menyontohkan keberadaan komunitas penulis di daerah lain sudah mengalami perkembangan pesat, misal, di Pati, Kudus, Batang, Solo, Yogyakarta, dan sebagainya.
"Semoga Dewandaru Jepara Society, sebagai Komunitas Penulis Jepara layak diperhitungkan di kancah regional dan nasional," harapnya kepada kontributor NU Online. (ful)
[Warta, NU Online, 09 Oktober 2008]
0 komentar:
Posting Komentar