Jepara, NU Online
Masyarakat Jepara, Jawa Tengah, selama ini dikenal dengan kemampuannya dalam seni ukir. Tapi, untuk urusan tradisi tulis-menulis, masyarakat di kota kelahiran tokoh emansipasi perempuan Indonesia, RA Kartini, ini bisa dibilang kurang.
Masyarakat Jepara, Jawa Tengah, selama ini dikenal dengan kemampuannya dalam seni ukir. Tapi, untuk urusan tradisi tulis-menulis, masyarakat di kota kelahiran tokoh emansipasi perempuan Indonesia, RA Kartini, ini bisa dibilang kurang.
Salah satu sebabnya adalah belum adanya sebuah komunitas yang memprakarsai gerakan menulis serta mengorganisasi keberadaan penulis yang ada.
Atas dasar itulah, sejumlah anak muda Nahdlatul Ulama (NU) kreatif di kota itu memprakarsai sebuah gerakan menulis. Target awalnya adalah membudayakan masyarakat setempat, utamanya kalangan pelajar, untuk menulis di media massa.
Langkah awalnya, anak muda NU yang tergabung dalam Smart Institute Jepara itu menerbitkan media online, yakni blog (website/laman pribadi). Blog yang dapat diakses melalui domain: http://smartjepara.blogspot.com itu memuat banyak tulisan dari berbagai topik, sosial, budaya, ekonomi, dan sebagainya.
Meski baru diluncurkan pada Juni lalu, media online itu sudah mendapat sambutan positif dari banyak kalangan, di antaranya pelajar, mahasiswa dan masyarakat umum. Buktinya, banyak kiriman tulisan yang masuk ke redaksi.
Zakki Amali, kontributor Smart Institute, mengakui fenomena sedikitnya para penulis di kota kelahirannya. “Masyarakat Jepara memang membaca surat kabar setiap harinya. Namun, penulis Jepara memang jarang ditemui, berbeda dengan daerah-daerah lain,” terangnya.
Smart Institute, katanya, bisa menjadi wahana silaturrahmi penulis asli Jepara dari berbagai kalangan sekaligus penulis luar daerah.
Hal senada diungkapkan Mukodi, juga salah satu kontributor Smart Institute. Menurutnya, orang Jepara masih saja ‘jago kandang’, menulis hanya di media lokal Jepara, belum berani menulis di media luar.
"Sudah saatnya penulis Jepara go national, agar tidak ketinggalan dengan daerah lain," ucap alumnus Program Pascasarjana Univeritas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Yogyakarta, itu kepada kontributor NU Online, Syaiful Mustaqim, di Jepara, Selasa (9/9).
M. Saifuddin Alia, konsultan Smart Institute Jepara, mengaku optimistis akan keberadaan para penulis di kotanya. Ia bertekat akan selalu menyemangati para penulis muda.
Mantan redaktur pelaksana majalah Maarif Pengurus Wilayah NU Jateng itu yakin bahwa Smart Institute nantinya bakal mencetak penulis-penulis yang andal. "Sedikit-sedikit, lama-lama menjadi bukit, bukankah filosofinya demikian?" ungkap aktivis Ikatan Pelajar NU Jateng itu.
Rencananya, setelah Hari Raya Idul Fitri nanti, Smart Institute akan menggelar pertemuan para penulis di Jepara. Kegiatan itu sekaligus sebagai wahana tukar pengalaman antarpenulis. (rif)
[Warta NU Online, 09 September 2008]
Atas dasar itulah, sejumlah anak muda Nahdlatul Ulama (NU) kreatif di kota itu memprakarsai sebuah gerakan menulis. Target awalnya adalah membudayakan masyarakat setempat, utamanya kalangan pelajar, untuk menulis di media massa.
Langkah awalnya, anak muda NU yang tergabung dalam Smart Institute Jepara itu menerbitkan media online, yakni blog (website/laman pribadi). Blog yang dapat diakses melalui domain: http://smartjepara.blogspot.com itu memuat banyak tulisan dari berbagai topik, sosial, budaya, ekonomi, dan sebagainya.
Meski baru diluncurkan pada Juni lalu, media online itu sudah mendapat sambutan positif dari banyak kalangan, di antaranya pelajar, mahasiswa dan masyarakat umum. Buktinya, banyak kiriman tulisan yang masuk ke redaksi.
Zakki Amali, kontributor Smart Institute, mengakui fenomena sedikitnya para penulis di kota kelahirannya. “Masyarakat Jepara memang membaca surat kabar setiap harinya. Namun, penulis Jepara memang jarang ditemui, berbeda dengan daerah-daerah lain,” terangnya.
Smart Institute, katanya, bisa menjadi wahana silaturrahmi penulis asli Jepara dari berbagai kalangan sekaligus penulis luar daerah.
Hal senada diungkapkan Mukodi, juga salah satu kontributor Smart Institute. Menurutnya, orang Jepara masih saja ‘jago kandang’, menulis hanya di media lokal Jepara, belum berani menulis di media luar.
"Sudah saatnya penulis Jepara go national, agar tidak ketinggalan dengan daerah lain," ucap alumnus Program Pascasarjana Univeritas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Yogyakarta, itu kepada kontributor NU Online, Syaiful Mustaqim, di Jepara, Selasa (9/9).
M. Saifuddin Alia, konsultan Smart Institute Jepara, mengaku optimistis akan keberadaan para penulis di kotanya. Ia bertekat akan selalu menyemangati para penulis muda.
Mantan redaktur pelaksana majalah Maarif Pengurus Wilayah NU Jateng itu yakin bahwa Smart Institute nantinya bakal mencetak penulis-penulis yang andal. "Sedikit-sedikit, lama-lama menjadi bukit, bukankah filosofinya demikian?" ungkap aktivis Ikatan Pelajar NU Jateng itu.
Rencananya, setelah Hari Raya Idul Fitri nanti, Smart Institute akan menggelar pertemuan para penulis di Jepara. Kegiatan itu sekaligus sebagai wahana tukar pengalaman antarpenulis. (rif)
[Warta NU Online, 09 September 2008]
0 komentar:
Posting Komentar