Kamis, 08 April 2010

Menggagas Wisata Jejak-Jejak Kartini di Jepara

Oleh Muhammad Rohani

BERBICARA tentang R.A. Kartini (1879-1904) tidak terlepas dari perbincangan mengenai Kabupaten Jepara, tempat dia dilahirkan. Kota ini menjadi saksi sejarah atas jejak kehidupan Kartini. Banyak sekali tempat-tempat bersejarah di Jepara yang terkait dengan kehidupan Kartini. Di antaranya adalah Kecamatan Mayong, Pendapa Kabupaten Jepara, Pantai Tirta Samudera atau Bandengan, dan Pantai Kartini.

Selain itu, di Jepara juga terdapat museum yang mendokumentasikan benda-benda bersejarah peninggalan Kartini dan keluarganya, yaitu Museum Kartini. Meskipun museum ini dibangun pada tahun 1975, jauh setelah Kartini wafat, tempat ini menjadi bukti historis atas kehidupan Kartini.

Berkunjung dan napak tilas ke tempat-tempat tersebut akan merekonstruksi ingatan kita akan sejarah hidup dan perjuangan Kartini. Dengan mengunjungi tempat-tempat itu kita dapat merasakan secara langsung derap kehidupan Kartini sewaktu kecil dan masa remajanya. Pada gilirannya, diharapkan ini akan menjadi sarana pendidikan dan pembelajaran bagi generasi muda, serta memotivasi mereka untuk meneladani apa yang telah dilakukan oleh Kartini bagi bangsa. Selain manfaat tersebut, kunjungan ke obyek-obyek itu juga dapat berfungsi sebagai rekreasi.

Agar lebih komprehensif dalam menyusuri jejak kehidupan Kartini, kunjungan ke obyek-obyek di atas selayaknya dilakukan secara terintegrasi. Dalam konteks ini, “Paket Wisata Jejak-Jejak Kartini” patut dijadikan sebagai konsep pariwisata di Jepara. Paket wisata tersebut berupa kunjungan ke Kecamatan Mayong, Pendapa Kabupaten, Museum Kartini, Pantai Kartini, dan Pantai Bandengan.

Mayong dipilih karena di sana terdapat Tugu Ari-Ari Kartini yang merupakan simbol dan penanda atas kelahirannya. Di kota ini Kartini kecil tinggal bersama keluarganya selama beberapa tahun. Obyek kedua adalah Pendapa Kabupaten Jepara. Di tempat ini dia mendapatkan pendidikan dan pengalaman hidup, merenungkan dan mencetuskan pemikiran-pemikirannya, serta memberdayakan masyarakat dengan mendirikan sekolah wanita dan membina para perajin ukir.

Obyek selanjutnya adalah Museum Kartini. Museum ini menyimpan benda-benda peninggalan Kartini dan keluarganya, terutama kakaknya, R.M. Panji Sosrokartono. Di Museum ini kita juga dapat mengamati koleksi benda-benda yang bernilai sejarah, serta melihat-lihat benda-benda kerajinan Jepara semisal ukir-ukiran.

Rangkaian perjalanan ditutup dengan rekreasi ke Pantai Kartini dan Pantai Bandengan. Di sana pengunjung bisa melepas penat dengan bersantai menikmati indahnya panorama pantai. Kedua pantai ini erat kaitannya dengan sejarah kehidupan Kartini. Di sana, Kartini dan saudara-saudaranya seringkali menghabiskan waktu mereka untuk bersantai. Khusus di Pantai Bandengan, Kartini pernah melakukan pembicaraan khusus dengan salah satu pejabat Pemerintah Kolonial Belanda—Mr. Abendanon—dalam rangka pengajuan beasiswa untuk belajar ke Belanda. Namun beasiswa ini akhirnya gagal.

Untuk mewujudkan gagasan paket wisata ini diperlukan dukungan berbagai pihak, terutama pemkab. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata misalnya, berperan menyediakan paket wisata ini dengan melengkapi berbagai fasilitas yang mendukungnya. Kemudian mempromosikan paket tersebut kepada khalayak, baik pelajar, mahasiswa, maupun masyarakat umum.

Melalui paket wisata pendidikan tersebut, peserta diajarkan untuk mengenang dan meneladani jasa-jasa R.A. Kartini, serta menghargai dan mengapresiasi potensi dan budaya lokal Jepara. Pada akhirnya hal ini dapat berfungsi menumbuhkan kecintaan terhadap daerah, serta memacu tumbuhnya prestasi dan kreativitas di antara mereka.

0 komentar: