Kamis, 27 Agustus 2009

Melongok Ponpes Al Muttaqin Jepara

Tak Ada Yang Perlu Dicurigai di Ponpes Urwah

Oleh Rosidi

Dulu
Ponpes Al Mukmin Ngruki Sukoharjo dan Ponpes Daarussyahadah Boyolali disorot karena beberapa tersangka terorisme pernah belajar di pondok ini. Kini, setelah Bagus Budi Pranoto alias Urwah menjadi buron, Ponpes Al Muttaqin Jepara juga disorot. Urwah alumnus ponpes ini.

Bagaimana sebenarnya aktivitas di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Muttaqin? Detikcom telah berkunjung ke Pondok Pesantren ini pada Selasa (25/8/2009) lalu.

Ponpes ini terletak relatif jauh dari pusat kota Jepara, Jawa Tengah. Namun, untuk menemukan ponpes yang terletak di Desa Sowan Kidul, Kecamatan Kedung, Kabupaten Jepara ini, tidaklah sulit. Nama Ponpes ini dikenal oleh warga di Kecamatan Kedung.

Berada di lahan sekitar 2 hektar, saat ini Ponpes tersebut memiliki sekitar 750 santri yang berasal dari kabupaten atau kota dari berbagai pelosok nusantara, termasuk NTB dan NTT. "Santri ada yang datang dari NTB, NTT, Lampung, Bekasi dan lain sebagainya," kata Abdurrohman, ustad kelahiran Kota Gudeg, Yogyakarta.

Usia pondok ini tidak setua Ponpes Ngruki. Pondok ini baru berdiri tahun 1988 dan sudah mengantongi izin secara sah sebagai lembaga pendidikan. Ponpes ini terdiri dari dua jenjang pendidikan, yaitu Madrasah Tsanawiyah (MTs) yang setara SMP dan Madrasah Aliyah (MA), setara dengan SMA.

Pemantauan detikcom, suasana ponpes ini tidak berbeda dengan Ponpes lainnya. Di bagian depan, terdapat sebuah gerbang terbuat dari bambu. Di dalamnya, terdapat pos jaga, dengan lima orang yang sedang berjaga sembari membaca kitab maupun buku pelajaran.

Di depan pos jaga, ada ruang tamu terbuat dari kayu yang cukup sangat unik. Plang di depan ruangan bertuliskan 'Ruang Tamu' itulah yang menandaskan tempat merupakan tempat untuk menyambut orang luar pondok yang hendak bersilaturrahmi.

Di samping ruang tamu, ada masjid yang cukup bersih. Beberapa santri nampak membaca al-Qur'an. Maklum, di bulan puasa ini, mereka diminta oleh ustadnya untuk memperbanyak amal sholeh, baik dengan membaca al-Qur'an maupun berdzikir.

Pada Ramadan ini, kegiatan mengaji, selain kegiatan rutin, ditambah. "Setiap sore ada kegiatan mengaji kitab dan al-Qur'an. Sementara habis shubuh, diadakan kuliah pagi yang diisi oleh santri secara bergantian," terang Abdurrohman, alumnus Ponpes Al-Muttaqin yang sudah tiga tahun ikut membantu mengajar.

Secara kasat mata, tidak ada yang perlu dicurigai terhadap ponpes ini. Namun, menurut sumber detikcom di kepolisian, karena salah satu alumnusnya, Bagus alias Urwah, menjadi tersangka kasus bom JW Marriott Jakarta dan The Ritz-Carlton, maka ponpes ini pun dipantau aparat.

Tapi seperti sorotan terhadap Ponpes Ngruki dan Daarussyahadah sebelumnya, biasanya para tersangka terorisme itu tak melibatkan lembaga pendidikan tempat dia belajar. Demikian pula yang terjadi pada Ponpes Al Muttaqin. Apalagi, para pelaku terorisme sudah lama meninggalkan ponpes dan bergumul dengan komunitas, jamaah, organisasi, kelompok, atau jaringan-jaringan tertentu.

Sumber: Detik.com, 27 Agustus 2009

0 komentar: