Rabu, 19 Agustus 2009

Meratapi Pers Sekolah Jepara

Oleh M Saifuddin Alia
Konsultan di Smart Institute Jepara dan Sekretaris Forum Nasional Pers Pesantren (FNPP) Wilayah Jawa Tengah


Harus diakui perkembangan pers sekolah di Jepara masih jauh dari keinginan. Berbeda dari pers sekolah di Kudus yang meningkat cukup tajam. Saat ini mayoritas sekolah atau madrasah di Kota Keretek itu telah memiliki majalah ataupun buletin.

Sebut saja Madrasah Aliyah (MA) Banat dengan El-Banat, SMA Al-Ma’ruf dengan majalah Suara Al-Ma’ruf, MA Qudsiyyah Menara dengan El-Qudsy, MA TBS Kudus dengan At-Thullab dan sebagainya.

Untuk itu, mengingat pers sekolah kian hari semakin urgen, maka mau tidak mau mulai sekarang pers sekolah di Jepara harus kita tata, bangun dan kembangkan bersama-sama. Memang untuk merintis dan membangun pers sekolah di Jepara tidaklah mudah, namun bila ada kesadaran seluruh komponen, niscaya membangun pers sekolah bukanlah pekerjaan yang sulit.

Apalagi bila ada kesadaran dan dukungan dari kepala sekolah, guru dan wali murid secara total. Niscaya tidak lama lagi pers sekolah di Jepara dari aspek kuantitas dan kualitas akan mampu bersaing dengan pers sekolah di Kudus.
Dukungan Pertama, dukungan kepala sekolah. Dukungan kepala sekolah se-Kabupaten Jepara sangatlah penting mengingat peranan kepala sekolah dalam konteks ini nyaris tidak ada bandingannya. Karena sesungguhnya pers sekolah ada maupun tidak ada di suatu sekolah atau madrasah sepenuhnya tergantung kepalanya.

Bila kepala sekolah menyetujui dan mendukung keberadaannya, maka terwujudlah pers sekolah. Tapi sebaliknya bila kepala sekolah tidak mengizini bahkan melarang, maka mustahil pers sekolah dapat terwujud.

Mengingat begitu besarnya peranan kepala sekolah dalam menentukan ada dan tidak ada pers sekolah, maka setiap kepala sekolah di Jepara dituntut memiliki pemahaman dan kesadaran akan pentingnya pers sekolah. Dengan tercipta kesadaran ini, diharapkan ke depan seluruh kepala sekolah di Jepara mendukung secara total keberadaan dan kemajuan pers sekolah.

Bahkan lebih dari itu, setiap kepala sekolah juga diharapkan lebih bangga bila sekolahnya memunyai pers sekolah. Apalagi sampai mampu mengelola dan menerbitkan mading, buletin, tabloid, ataupun majalah secara konsisten.

Kedua, dukungan guru. Dukungan guru dalam hal ini tidak kalah urgen, sebab pada hakikatnya peranan guru dalam membangun pers sekolah sangatlah menentukan. Sebab bila kepala sekolah telah memberi izin atas keberadaan pers sekolah, maka eksistensi selanjutnya sepenuhnya tergantung pada guru.

Apakah pers sekolah dalam perjalanannya produktif atau tidak, bermutu atau tidak, maju atau stagnan, semua tergantung pada peranan guru. Maka guru dituntut untuk selalu proaktif dan konsisten dalam ikut membangun dan membesarkan pers sekolah.

Permasalahannya adalah saat ini baru sedikit guru yang mengerti, paham dan menguasai jurlistik serta mau dengan serius membimbing siswa. Inilah problem krusial bagi sekolah. Kebanyakan sekolah di Jepara tidak memunyai guru yang menguasai jurnalistik.

Untuk itu wajar bila sering pihak sekolah dan siswa justru kebingungan dalam mengelola pers sekolah, karena sama sekali tidak memiliki guru yang mampu mendampingi.

Nah, bila keadaannya memang seperti itu, kepala sekolah harus sigap dengan menugasi salah seorang guru, terutama guru bahasa Indonesia segera belajar jurnalistik. Bila dengan cara yang demikian dinilai kurang tepat, maka kepala sekolah bisa mencari tenaga (baca: orang) yang benar-benar mempunyai kemampuan jurnalistik untuk membimbing mereka.

Saya kira sekarang sudah banyak tersedia orang yang kemampuan jurnalistik. Utamanya para aktivis pers mahasiswa, baik yang telah memperoleh gelar sarjana maupun yang masih aktif kuliah. Mereka dapat dimintai bantuan membangun pers sekolah secara profesional.

Ketiga, dukungan wali murid. Dukungan wali murid dalam hal ini sangatlah menentukan. Sebab se-usia tingkat SMP dan SMA umunya masih patuh pada orang tuanya.

Mengingat begitu penting peranannya, segenap wali murid diharapkan dapat memberi nasihat pada anak-anaknya untuk masuk menjadi anggota pers sekolah. Hal seperti inilah yang seharusnya dilakukan oleh para wali murid di Jepara secara konsisten dan totalitas.

Akhirnya, itulah strategi untuk membangun pers sekolah. Bila hal tersebut mendapat dukungan totalitas dari Pemda dan seluruh perusahaan di Jepara serta dilaksanakan dengan konsisten dan berkesinambungan, niscaya pers sekolah di Jepara akan tumbuh dengan subur, berkualitas dan dapat memberi manfaat sebanyak-banyaknya bagi siswa. (35)

Sumber: Suara Merdeka, 19 Agustus 2009

0 komentar: