Selasa, 06 Januari 2009

Karena Kuingin

Cerpen Wahyu Arzetha
www.arzetha.blogspot.com

Purnama
terbit tanpa gairah. Meski sudah hampir tengah malam, tapi hangatnya belum juga terasa. Bahkan kabut pun turun sejak senja, selepas hujan yang mengguyur siang hari. Malam semakin beku tanpa kehangatan. Entah mengapa? Semua terasa hambar. Aku sendiri hanya berdiam, tanpa melakukan apa-apa. Semuanya tak menggairahkan untuk beraktifitas. Sekedar imajinasipun tak kunjung melintas di pikiran yang terus galau.

Sejenak kupejamkan mata untuk temukan sesuatu, yang mungkin akan menenangkan jiwa. Namun semua itu tetap tak mampu membantu meringankan pikiranku. Tak ada yang mengisi pikiran ini, selain dirinya. Semua tampak menghilang, saat dia hadir dalam anganku.

Dia bukan bidadari, bukan juga sang putri yang akan menghipnotis setiap laki-laki yang melihatnya. Tapi, kehadirannya telah merubah cara pandang hidupku. Cara pandang tentang cinta yang selama ini kuanggap tlah tiada. Dan kini, dia menghadirkannya untukku. Cara pandang tentang hidup, yang selama ini hanya kukenal hampa, kini kembali berwarna.

Dia bukan permaisuri yang selalu tampil jelita saat mendampingi sang pangeran dalam pesta-pesta kerajaan. Tapi dia punya kecantikan yang tak setiap orang menyadarinya. Dia yang miliki kecantikan jiwa. Kemuliaan jiwa yang masih terus terjaga. Sehingga dia pun mampu menjaga cintanya untuk satu mimpi kebahagiaan. Dan ketika orang yang dicintainya tlah meninggalkannya untuk memilih cinta yang lain. Dia pun tetap menjaga mimpi itu. Tak lain untuk satu bahagia.

Kabut yang turun semakin pekat. Bahkan batu-batu yang berserak di tanah pun tlah basah dibuatnya. Sepi pun kian mencekat. Tak ada lolong anjing, serangga malam pun enggan berderik. Semua seolah mengamini kesedihan dan kegelisahan sang rembulan.

Aku tak bisa menghilangkan bayangnya dari angan ini. Tak bisa, dan juga tak ingin kuhapus semua bayangnya. Ku biarkan semuanya membayangi anganku. Mengikuti setiap tapak langkah yang ku susuri. Karena kuingin, dia yang mendampingi hidupku. []

Jepara, 14-18 November ‘08

0 komentar: