Kamis, 02 April 2009

Berwisata Pendidikan ke Museum Kartini

Oleh Syaiful Mustaqim
direktur Smart Institute Jepara, Jawa Tengah

MUSEUM Kartini merupakan peninggalan bersejarah RA Kartini yang terletak di sebelah utara alun-alun Kota Jepara. Museum yang dikelola oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Jepara ini didirikan pada 30 Maret 1975, masa pemerintahan Bupati Soewarno Djojomardowo. Adapun peresmiannya dilakukan oleh Bupati Soedikto pada 21 April 1977.

Museum Kartini berdiri di atas tanah seluas 5.210 meter persegi dengan luas bangunan 890 meter persegi. Di dalamnya terdapat penyimpanan benda-benda peninggalan Kartini dan kakaknya, Sosrokartono serta benda-benda kuno dan hasil budaya temuan Kabupaten Jepara.

Museum ini terbagi menjadi empat ruangan: 1) ruangan yang berisi koleksi peninggalan Kartini, 2) ruangan untuk benda-benda peninggalan Sosrokar- tono, kakaknya, 3) ruang berisi koleksi benda-benda yang bernilai sejarah dan 4) ruangan yang berisi kerajinan Jepara: ukir-ukiran, keramik, anyaman bambu dan rotan serta alat transportasi pada zaman dahulu.

Museum Kartini yang berdiri kokoh di pusat kota, ternyata belum menarik minat masyarakat. Keengganan masyarakat berkunjung ditengarai pemerintah kabupaten (pemkab) minim menyosialisasi dan mempromosikannya.

Museum hanya dikunjungi oleh masyarakat saat banyak orang mengenang hari lahir Kartini dan hari libur saja. Pada hari dan bulan lain kondisinya sepi.

Wisata Pendidikan
Keberadaan museum ini semestinya dijadikan sebagai salah satu tujuan wisata. Popularitas museum ini masih ketinggalan jauh jika dibandingkan dengan pamor Kepulauan Karimunjawa, Pantai kartini, Pantai Bandengan maupun Benteng Portugis.

Bisa jadi, meski sudah sering disosialisasikan namun hasilnya masih nihil. Barangkali sosialisasi tersebut belum memberikan stimulus bagi masyarakat yang akan berwisata dan menjadikan Museum Kartini sebagai tujuan utama. Karena itu, menyikapi hal ini perlu digagas Wisata Pendidikan.

Wisata pendidikan merupakan proses kegiatan belajar yang dilakukan didalam ruangan peninggalan sejarah. Misalnya belajar sejarah dari peninggalan Kartini dan kakaknya RM Panji Sosrokartono, mengamati tulang ikan raksasa Joko Tuwo (ditemukan April 1989) yang panjangnya sekitar 16 meter, tinggi 2 meter dan berumur 220 tahunan. Juga bisa belajar dari peninggalan bersejarah lain yang berkaitan dengan Kabupaten Jepara.

Dengan wisata pendidikan ini diharapkan kaum terdidik (Pelajar dan mahasiswa) di Jepara maupun masyarakat secara tertarik menyambangi. Wisata pendidikan merupakan paket wisata yang memang ditujukan bagi masyarakat terdidik dengan memberikan buku panduan disertai guide (pemandu) khusus yang menjelaskan keberadaan Museum Kartini.

Setelah menerima buku panduan dan pemaparan dari pemandu peserta wisata pendidikan bisa berdiskusi ataupun bertanya pada pemandu. Pada tahap ini nanti akan kita didapatkan temuan-temuan brilian kaum terpelajar baik berupa karya tulis (laporan hasil berwisata) dan karya ilmiah (analisis) sehingga karya-karya tersebut dapat dijadikan referensi akademik.

Bukan Sekadar Gagasan
Wisata pendidikan bukan hanya sekadar gagasan yang dibiarkan begitu saja. Akan tetapi dibutuhkan kerja sama semua pihak. Pemerintah kabupaten dalam hal ini perlu bekerja sama dengan peneliti sejarah untuk menerbitkan buku panduan mengenai Museum Kartini.

Selain itu pemkab juga memberikan akses kepada pelajar untuk mengunjungi wisata tersebut. Boleh dikata, jika selama ini materi pelajaran sejarah nasional hanya diterima di bangku sekolah, sudah saatnya mereka melakukan observasi langsung ke tempat bersejarah, sehingga pelajaran sejarah nasional tidak terkesan membosankan.

Mudahnya, pemerintah bekerja sama dengan lembaga pendidikan menyelenggarakan paket wisata pendidikan yang bertujuan menarik minat pelajar untuk lebih mencintai sejarah.

Selain itu pemerintah juga lebih getol melakukan promosi. Promosi bisa dilakukan khusus bagi masyarakat Jepara terlebih bagi masyarakat secara luas. Ini akan membuat Museum Kartini populer di hadapan khalayak.

Gagasan wisata pendidikan di Museum Kartini tentu diperlukan kerja sama dengan berbagai pihak. Tidak hanya pemerintah melulu yang dituntut memberikan fasilitas yang memadai akan tetapi masyarakat pun juga perlu sadar akan pentingnya menghargai warisan sejarah.

Dengan menghargainya secara tidak langsung akan belajar dari manuskrip masa silam yang tak lekang dimakan oleh waktu.

Kelak dengan memopulerkan Museum Kartini sebagai wisata pendidikan akan Jepara selain dikenal sebagai kota ukir juga dianggap menghargai warisan sejarah masa silam. (35)

Sumber : Suara Merdeka, 02 April 2009

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Distributor Produk Kesehatan
Jl. Tanah Abang Gg II No. 20 Kauman Rt 02/04 Jepara Jawa Tengah 59417
Telp/Hp : 0291 3361242 / 081 390 424 868
Email : kang_ulajpr@yahoo.com